Ustadzku... Penghuluku

Ustadzku... Penghuluku



This story was ten years ago from now, 2010.

Sabtu, 7 Oktober 2000 ba'da Maghrib. 10 tahun yang lalu. Waktu bersejarah dalam hidupku. MENIKAH.

Waktu itu begitu istimewa karena yang akan bertindak sebagai naib adalah KH Abdul Nasir (Gus Nasir, yang sekarang akrab dipanggil Abah Nasir) putra KH Badrus Sholeh Arif, pendiri Pondok Pesantren Al Hikmah Purwoasri Kediri.

Hal lain yang istimewa adalah ijab qobul berjalan lancar dengan bahasa Arab. Bahasa yang sering kupakai saat bersilaturrahim, bertemu beliau. Aku masih ingat peristiwa itu. Sebelum ijab qobul beliau bertanya :

"Al ijabu wal qobulu bil 'arabiyyah au bil indunisiy?"
"Bil arabiyyah Ustadz", jawabku mantap.

Tapi dalam hati aku berkata, wah... Ustadz, bukankah biasanya kita ngobrol dengan bahasa Arab bila berjumpa. Tentu saja sunnah Nabi yang satu ini (menikah), ijab qobulnya dengan bahasa harian kita lah... Ustadz, bahasa Arab.

Ustadz Abdul Nasir, termasuk salah satu Asatidz yang bila aku bertemu dengan beliau, beliau selalu memulai dengan bahasa Arab. Demikian juga Ustadz Ahmad Dain (guru bahasa Arab pertamaku), Ustadz Zaimuddin dan Ustadz Abdul Rozaq (almarhum, semoga Allah selalu memberikan rahmat Nya kepada beliau, guru khot yang tulisannya luar biasa bagus belum ada tanding). Lama tidak bertemu dengan beliau-beliau ada kerinduan untuk bertemu dan berbahasa Arab lagi.

Terima kasih Ustadz Abdul Nasir... nasihat-nasihat Panjenengan sebelum ijab qobul waktu itu, agar murid Panjenengan ini menjadi suami yang baik masih jernih dalam ingatan.

(entry ini kutulis penuh rasa haru, berhias kedua mataku yang berkaca-kaca, mengenang keikhlasan para Ustadz di Pondok Pesantren Al Hikmah Purwoasri Kediri)
Buat Ayah dan Ibu, terima kasih telah mempertemukanku dengan mereka.
Subhanallah... Alhamdulillah...