Hadiah Serban dari Kyai Zaim, Warisan dari Kyai Badrus Sholeh
Di dunia per kungfu an. Murid-murid yang digembleng tidak hanya ingin mendapatkan ilmu beladiri kungfu yang mumpuni saja, mereka juga akan sangat bangga jika diberi ruyung atau pedang sang guru. Demikian juga dalam ilmu per ninja an. Tak hanya ilmu menjadi ninja yang hebat saja yang diharap sang murid, tapi alangkah senangnya jika samurai sang guru juga diberikan sebagai warisan bernilai.
Lebaran kemarin, Agustus 2012, aku dan istri, bapak dan ibu mertua, adik ipar dan istrinya, kami bersilatur rahim ke Pondok Pesantren Al Hikmah Purwoasri Kediri. Saat kami sampai di rumah KH Zaimuddin -putra pertama KH Badrus Sholeh Arif pendiri Pondok Pesantren Al Hikmah- di dalam masih banyak tamu. Kamipun bergabung bersama para tamu. Tamu putra di bagian depan. Sementara tamu putri di ruang agak ke tengah dan masih terlihat dari ruang tamu depan.
Kurang lebih 10 menit kami bergabung dengan para tamu. Karena tamu yang duluan sudah agak lama, Yai kemudian memimpin doa. Para tamu pulang. Termasuk bapak dan ibu mertua, adik ipar dan istrinya. Dengan bahasa arab, Yai menyuruhku untuk tinggal dulu. Akupun memberi kode ke istriku untuk tetap disini. Istrikupun duduk di sampingku di ruang tamu putra.
Sesaat kemudian Yai memberiku sebuah serban putih. "Hadza min Abah", maksudnya serban ini dari Yai Badrus Sholeh, ayahnya. Setengah heran aku bertanya, "Min ustadz al Haj Badrus Sholeh?" Jawab beliau, "Na'am."
Langsung saja serban itu kulipat dengan lipatan memanjang. Ku pakai di bahuku sebelah kiri. Waktu itu aku pakai sarung plus baju tagwa coklat muda sedikit kontras dengan warna serban putih itu. Kopyah haji warna putih pekat menghias kepalaku. Spontan beliau memberi komentar, "Keren..." Aku dan istripun tersenyum.